Rhodoy R. Ediyansyah

Rabu, 28 November 2018

Menelisik Prospek Investasi di Sekitar Bandara ATP Pranoto

rhodoy.com - Pemerintah secara resmi membuka Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT Pranoto) di kawasan Sungai Siring, Samarinda. Bandara yang sebelumnya bernama Bandara Temindung tersebut merupakan bandara kelas internasional seluas 13 hektar yang dikembangkan sejak tahun 2011.

Prospek Investasi
Ilustrasi 
Dibukanya bandara ini tentunya tidak hanya dapat memudahkan mobilitas masyarakat yang ingin ke Samarinda, namun juga ternyata dapat berdampak kepada bisnis properti, karena pembangunan infrastruktur selama ini merupakan tulang punggung perkembangan bisnis properti.  

Melihat kondisi area sekitaran Bandara, hampir seluruh segmen properti berpotensi untuk mendatangkan keuntungan. Aktivitas jual beli tanah yang cukup banyak ditemukan dapat dimanfaatkan menjadi bangunan atau hanya dijadikan sekadar tanah lepas untuk dijual kembali.

Jika dimanfaatkan menjadi bangunan pergudangan, atau akomodasi perhotelan dinilai merupakan yang paling tepat. Pergudangan dinilai sangat potensial dikembangkan sebagai tempat yang mendukung aktivitas keluar masuknya barang perdagangan yang diprediksi berkembang pada area bandar udara. Dari segmen properti ini, situasi yang ada juga sangat mendukung untuk terbentuknya investasi dalam sektor ekspedisi barang dari bandara menuju pusat kota Samarinda maupun beberapa wilayah lain di Samarinda Utara.

Bisnis akomodasi (perhotelan) juga dapat dimunculkan dari jumlah ketersediaan tanah dijual. Mengingat letak wilayah yang cukup jauh dari perkotaan, akomodasi hotel mungkin dapat menjadi sebuah tuntutan yang harus dipenuhi sebagai opsi hunian sementara. Hal ini sama seperti bandara-bandara internasional di Indonesia.

Traffic yang datang dari mobilitas masyarakat dan pengembangan properti di area tersebut akan sangat bermanfaat pada para pelaku ritel. Apalagi saat ini, diketahui tidak banyak pelaku ritel yang mengembangkan bisnisnya pada kawasan tersebut.

Bukan Perumahan
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) mengatakan untuk saat ini perumahan dikatakan bukan opsi yang tepat untuk dikembangkan meskipun angka backlog perumahan di Kalimantan Timur yang melebihi 10 ribu unit. Dewan Pengurus APERSI Kaltim, Eka Edi Hadi Muljono, mengatakan terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab belum tepatnya berinvestasi dalam hal pengembangan perumahan untuk saat ini di wilayah tersebut yaitu dari sisi lokasi, jarak, dan perizinan.

Meskipun tipe tanah sesuai standar perumahan namun kontur wilayah di dekat bandara masih tergolong ekstrim, yakni masih didominasi dengan kemiringan-kemiringan dari perbukitan. Dalam faktor jarak, jarak tempuh 20 hingga 30 kilometer dari area Bandara menuju pusat kota tergolong jauh. Dikarenakan pusat aktivitas masyarakat disana masih berpusat pada Kota Samarinda, ia mengkhawatirkan pasar konsumen tidak terlalu besar dibanding perumahan yang berlokasi dekat kota.

Untuk perizinan pengembangan perumahan, ia mengatakan belum terlalu baik dan mudah dibanding dengan Balikpapan. Para pengembang sering terbelit kasus perizinan yang cukup lama dibutuhkan untuk mendapatkan segala macam izin dalam mengembangkan perumahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.