Ilustrasi |
Ketika sanitasi lingkungan dalam keadaan yang tidak baik atau tidak dilakukan dengan baik maka manusia di lingkungan tersebut harus bersiap untuk menerima resiko terserang penyakit seperti di bawah ini.
- Diare, kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk virus, bakteri dan parasit seperti cacing, protozoa dan jamur. Umumnya bakteri diare yang sering menyerang ialah bakteri EPEC atau Entero Pathogenic Escherichia Coli.
- Kolera, penyakit diare akut yang diakibatkan oleh infeksi usus karena bakteri vibrio cholera
- Demam Tifoid atau Typhoid Fever, penyakit yang ditandai dengan demam insidious yang berlangsung cukup lama dan sering kambuh, penyakit ini diakibatkan oleh infeksi dari bakteri Salmonella Typhi
- Disentri. Diare yang disertai oleh darah diakibatkan oleh bakteri shigella
- Ascaris, penyakit yang diakibatkan oleh parasit cacing Ascaris lumbricoides, biasanya penyakit ini akan menimbulkan sedikit sekali gejala atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali. Tanda awal dari infeksi ini ditandai dengan cacing yang keluar bersama kotoran.
Penyakit yang paling sering menyerang ketika sanitasi lingkungan buruk ialah penyakit diare pada anak – anak. Bayi dan anak – anak cukup rentan untuk terkena penyakit yang satu ini. Diare pada anak akan menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan yang sangat buruk. Bahkan untuk beberapa kasus diare pada anak atau bayi akan mempengaruhi fungsi otak. Jika penyakit diare pada bayi tidak segera ditangani dengan baik, ia akan cepat mengalami dehidrasi.
Dengan mengetahui dampak–dampak dan penyakit yang akan timbul ketika sanitasi lingkungan tidak di lakukan dengan baik diatas, kiranya dapat membuat masyarakat lebih sadar akan betapa pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Ada sebuah gerakan dari pemerintah yang aplikasikan juga oleh beberapa LSM yang membidangi sanitasi seperti SNV Netherlands Development Organisation yaitu STBM atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Gerakan ini diyakini mampu untuk memperbaiki sanitasi yang buruk baik di perdesaan maupun di kota.
STBM atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ini memiliki tujuan untama untuk menciptakan suatu kondisi masyarakan di sebuah lingkungan :
- Memiliki akses dan menggunakan jamban sehat, sehingga tidak lagi melakukan kebiasaan untuk buang air besar sembarangan (BABs).
- Membiasakan diri untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun seperti sebelum dan sesudah makan, setelah BAB, sebelum memegang bayi, setelah memegang atau menyentuh hewan dan lain sebagainya.
- Mengelola dan menyimpan air minum serta makanan dengan aman
- Mengelola sampah dengan baik
- Mengelola limbah rumah tangga cair atau pun padat
Tantangan untuk melakukan pembangunan sanitasi lingkungan di Indonesia merupakan masalah sosial budaya serta perilaku penduduk yang terbiasa untuk buang air besar sembarangan dan perilaku buruk lainnya, sehingga tujuan akhir untuk melakukan pendekatan STBM ini ialah merubah cara pandang dan perilaku sanitasi yang memicu masyarakat untuk melakukan pembangunan dan perbaikan dengan inisiatif masyarakat sendiri tanpa subsidi dari pihak luar.
Ketika melakukan pendekatan STBM ini masyarakat tidak dipaksa untuk menerapkan hal–hal diatas, namun untuk meningkatkan partisipasi masyarakan guna membangun lingkungan yang sehat. Ketika lingkungan mereka sehat tidak ada siapapun yang dirugikan dengan program dan kegiatan STBM ini.
Semoga ulasan diatas bisa membantu untuk menyadarkan dan memotivasi masyarakat untuk melakukan dan menerapkan sanitasi lingkungan dengan baik. Tentunya melakukan pencegahan sejak dini lebih baik dari pada melakukan pengobatan setelah mengalami dampak buruknya.
Rasa-rasanya ini harus dimulai dari lingkungan keluarga atau rumah masing-masing
BalasHapuslalu bertahap ke dasa wisma, RT, RW dan seterusnya
And yes ... ini tak semudah yang kita duga
salam saya