Rhodoy R. Ediyansyah

Sabtu, 16 Juli 2016

Lepaskan Diri Anda Dari Kesengsaraan Oleh Waktu

Kembali lagi pemirsa, pada blog sederhana kali ini kita akan membahas sebuah tema tentang waktu yang membuat sengsara. Waktu adalah harapan, ketika seseorang berharap maka dirinya sedang rela dikejar waktu. Banyak orang menanam harapan, artinya banyak pula yang rela kesakitan hidupnya terus dibuntuti waktu. Seseorang mengharapkan sebuah rencana yang amat sempurna dalam hidupnya. Seperti harus sekolah di mana mereka, kuliah di mana mereka, menjadi pekerja seperti apa mereka, dan pada usia tertentu mereka menentukan untuk harus memiliki pasangan. Hanya saja, mereka tidak sadar apa yang dipikirkannya tersebut hanya rencana belaka. Bukan kepastian kehidupan yang akan pasti dijalaninya. Ketika semua yang telah diagendakan tidak berjalan sesuai kenyataan, mereka lalu tidak percaya, kecewa. Kemudian mereka mulai membandingkan kenyataan yang dialaminya dengan apa yang telah direncanakannya. Mereka tidak senang karena kenyatannya di luar ekspektasi, mereka sedih. Lalu depresi, stress dan tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.

Waktu
Ilustrasi Waktu

Segala macam yang terencana sebenarnya berdasar kepada tuntutan sosial. Masyarakat di sekeliling menuntut habis diri kita untuk mematuhi segala norma dan pola yang telah mereka buat. Karena terlalu dekatnya diri kita dengan segala pola tersebut membuat diri kita melihat segala norma dan pola tersebut sebagai bagian dari diri dan identitas kita sebagai manusia. Lalu, ketika cara hidup kita tidak sejajar dengan norma dan pola yang digariskan masyarakat kemudian kita dicap orang yang aneh bahkan berbahaya. Kita tak lagi bisa membedakan nilai-nilai pribadi yang kita buat dengan yang masyarakat produksikan kepada kita. Ini lah yang membuat kehidupan kita terasa menderita tak habis-habis.

Seorang filsuf Eropa di abad pertengahan bernama Agustinus memaparkan perbedaan antara dua macam waktu, yakni waktu subyektif dan waktu objektif. Waktu subjektif yang dimaksud adalah waktu yang manusia rasakan di dalam batinnya. Sedangkan waktu objektif menurutnya adalah waktu di mana yang kita tahu secara sadar seperti jam, hari, dan tanggal. Kedua jenis waktu tersebut berjalan dengan logika yang berbeda. Tiga jam bersama orang tercinta dengan tiga jam menjalani ujian sekolah mempunyai rasa yang sungguh berbeda. Secara subjektif keduanya sangat amat berbeda kendati secara objektif keduanya sama-sama berdurasi tiga jam.

Meski pada akhirnya pendapat waktu subjektif Agustinus tersebut disingkirkan ketika mulai berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Namun menyisakan waktu objektif yang dipandang sebagai bentuk waktu yang nyata keberadaannya dan ada di luar manusia itu sendiri. Waktu adalah bagian dalam alam semesta yang nyata yang dapat diukur keberadaannya.

Jika kita pernah mendengar istilah waktu adalah uang maka kitapun pasti memiliki pertanyaan kritis, apakah waktu bisa dihabiskan? Waktu mungkin bisa habis, karena ia merupakan suatu sumber daya dalam kehidupan. Artinya adalah ketika kita mempergunakan waktu yang kita miliki tanpa sikap produktif maka kita seperti membuang-buang uang. Apakah benar konsep seperti itu? jika kita mengacu waktu seperti yang demikian jelas sekali mengapa kita selalu tersiksa dan dikerjar waktu. Pandangan waktu sebagai sumber daya inilah yang membuat manusia terus-terusan merancang rencana-rencana yang wajib terselesaikan pada rentang waktu yang ditetapkan.

Bagaimanakah melepaskan diri dari kesengsaraan akan waktu? Dengan menyadari tiga dimensi waktu, masa lalu, waktu sekarang, dan masa depan. Secara ilmiah kita hidup di waktu sekarang atau masa kini yang di mana segala sesuatu bisa kita ciptakan saat ini juga. Sedangkan masa lalu tidak ada namun hanya sebatas ingatan akan peristiwa-peristiwa yang pernah berlangsung dan sudah tidak ada. Begitu pula masa depan, ia tak pernah ada dan tak pernah terjadi karena dirinya tercipta oleh imajinasi kita dan rencana-rencana yang diharapkan.

Manusia pada umumnya memandang masa lalu sebagai sebuah waktu yang hidup, konyolnya bahkan ada yang meyakini masa lalu adalah waktu yang sedang berlangsung dan bisa ditemui. Kita melihat masa lalu karena kenangan yang membekas dan terkadang melakukannya secara berlebihan sehingga membuat diri cemas. Tanpa kesadaran kita sedang memikirkan sesuatu yang tak ada atau hampa . Meratapi segala kejadian yang telah terjadipun membawa diri kita kepada kemarahan dan penyesalan. Hanya untuk sesuatu yang fana. Akhirnya, kita membuang energi secara cuma-cuma dan menghadirkan penyesalan dan kesengsaraan kepada diri kita. Begitu halnya dengan masa depan, kita sering melihat masa depan sebagai masa yang hidup. Padahal keduanya memiliki sifat yang sama, hanya tercipta oleh imajinasi semata, tidak pernah ada dan berlangsung.

Namun cobalah melihat apa yang nyata terlihat dan terasakan sebagai satu-satunya waktu yang ada. Coba memikirkan waktu saat ini semata dengan melakukan segala yang terbaik saat ini juga tanpa diberatkan oleh masa lalu dan ambisi terhadap masa depan. Dengan menatap kebenaran waktu yang ada maka kita akan hidup dalam kebijaksanaan tertinggi dan ketenangan batin yang dalam. Masa kini tetap memiliki ingatakan akan masa lalu namun jangan menjadikannya bayang-bayang dan harapan terhadap masa depan pula jangan menjadikannya sebagai suatu ancaman.

Ingatlah, dengan kita memahami kebenaran yang sungguh-sungguh ada, maka kita bisa terbebas jauh dari kesengsaraan. Masa lalu atau masa depan tak lebih dari ketiadaan yang memiliki kekuatan menyakiti jiwa dan pikiran. Waktu yang sebenarnya patut dipikirkan adalah waktu ketika kita sadar akan melakukan sesuatu, waktu yang kita semua sadar sedang menjalaninya, waktu masa kini.

Yang terahir saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang blogger yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.