Selamat datanng kembali bagi yang sebelumnya sudah
pernah mampir di blog sederhana ini dan salam kenal bagi yang baru pertama kami
membaca tulisan sederhana saya yang masih jauh dari kata sempurna. Kali ini
saya akan menulis sedekah yang tidak merendahkan harga diri penerimanya. Tulisan
ini sebenarnya terinspirasi dari sebuah cerita di facebook, saya tidak tahu
apakah ini fiksi atau memang kisah nyata yang jelas menurut saya menarik untuk
dikomentari.
 |
Ilustrasi by: pixabay.com |
Sebelum masuk ke pembahasan utama, saya akan
mengutip pengertian sedekah dari
Wikipedia dulu agar terlihat sedikit ilmiah.
Sedekah berasal dari basaha Arab sadakah yang
artinya adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan
ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari
sekadar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan
atau menyumbangkan harta.
Saya tidak tahu apakah kata
sedekah ini khusus
untuk orang muslim atau yang memiliki keyakinan lain ketika memberikan sesuatu
kepada orang lain secara sukarela juga menggunakan bahasa sedekah. Yang jelas
ketika mengutip sesuatu saya tidak berani untuk merubahnya, jadi bahasa ini
jangan dianggap memiliki unsur diskriminasi apa lagi penistaan terhadap agama
selain Muslim.
Kembali lagi ke topic awal yaitu tentang sedekah
yang tidak merendahkan harga diri penerimanya. Seperti yang saya sebutkan diawal
tulisan ini terinspirasi dari cerita di facebook, berikut saya lampirkan
kutipan ceritanya:
Seorang lelaki tua, pakaian lusuhnya menampakkan
jelas kefaqiran yang ia alami, ia memasuki sebuah toko megah untuk membeli
selimut, ia membutuhkan 6 buah selimut untuk keluarganya di musim dingin ini,
tapi uang yang ia miliki hanya 100 riyal
Pemilik toko berkata :
Oh ada pak, saya punya selimut bagus buatan Turki,
harganya juga murah, hanya 20 riyal per buah. Kalau bapak beli 5 buah akan
mendapat bonus 1 buah
Lega ..
Terpancar diwajah lelaki tua itu
Segera ia mengulurkan lembaran uang 100 riyal
miliknya, dengan wajah berseri sambil membawa selimut ia berlalu pergi
Teman si pedagang yang sedari tadi duduk
memperhatikan ini berkata :
Engkau ini aneh sekali, bukankah kemarin engkau
mengatakan selimut itu jenis selimut termahal di tokomu ini, kalau tidak salah
kemarin engkau menawarkan nya padaku seharga 350 riyal per helainya
Pedagang itu menjawab :
Benar sekali, kemarin aku menjual padamu 350 riyal
tidak kurang sedikitpun, kemarin aku berdagang dengan manusia, hari ini aku
berdagang dengan ALLAH
Aku ingin keluarga laki-laki tua tadi dapat
terhindar dari dingin di musim dingin yang akan datang sebentar lagi dan aku
berharap ALLAH menghindarkanku serta keluargaku dari panas nya api neraka di
akhirat nanti
Demi ALLAH, kalaulah tidak karena menjaga harga
diri laki-laki tua tadi, aku tidak ingin menerima darinya uang sedikitpun, aku
tidak ingin ia merasa menerima sedekah sehingga merasa malu di hadapan kita
disin
Setelah membaca kisah diatas, saya mengambil beberapa
kesimpulan dan pelajaran berharga yang menurut saya pribadi ini baik untuk
diterapkan dalam kehidupan kita khusus dalam memberi dan menerima sedekah;
Pertama, memberi sedekah harus tepat sasaran.
Sekarang ini banyak sekali orang yang memanfaatkan
dermawan (bukan nama orang) untuk dijadikan lahan bisnis. Polanya mempekerjakan
orang yang dibuat seolah fakir miskin untuk meminta-minta. Para “karyawannya”
ini ditebar di tempat-tempat keramaian yang strategis seperti daerah pusat
perbelanjaan, lampu merah, dan lain-lain. Biasanya mereka memanfaatkan orang
cacat, lansia, bahkan ada yang tanpa cacat dan masih produktif juga turut
dipekerjakan ditambah “hiasan” anak kecil yang senghaja dibuat lusuh.
Selain itu juga ada yang bekerja secara mandiri
dengan berbagai kreatifitas dan inovasi, mulai dari yang pura-pura cacat,
pura-pura lapar, dan lain-lain. Di daerah saya bulan Agustus tahun 2016 lalu
sempat heboh atas terbongkarnya modus seorang pemulung yang selalu pura-pura
sakit perut seolah-olah belum makan sehingga banyak yang bersedekah karena
kasihan. Tapi ternyata bapak tersebut memiliki dua rumanh dan sudah tidak layak
untuk diberi sedekah, beritanya baca
disini.
Bagi saya sih bersedekah itu baik, tapi akan lebih
baik lagi kalau tepat sasaran. Sedekah yang kita berikan benar-benar sampai ditangan
mereka yang membutuhkan. Jadi harus bisa memilah dan memilih mana yang layak
untuk dibantu dan mana yang hanya modus. Ehh, banyak loh cerita pengemis yang
hidup berkecukupan.
Kedua, tidak merendahkan harga diri seseorang.
Kata orang sih, sehina-hinanya seseorang dimata
kita tapi belum tentu kita lebih baik dimata Tuhan semesta alam yang
menciptakan kita (Allah SWT untuk yang muslim). Jadi sangat tidak patut bagi
kita sesama manusia untuk saling merendahkan harga diri, apa lagi terhadap
mereka yang kurang mampu. Justru sebaliknya, orang yang kurang mampu seharusnya
kita beri perhatian lebih dengan menambah asupan semangat agar bisa merubah
nasib.
Menurut saya semangat seseorang akan tumbuh seiring
dengan adanya motivasi untuk mewujudkan harapan yang harus dilalui dengan
proses. Sebagai peumpamaan harapan seseorang (sebut saja si Anu) ingin memiliki
sebuah barang, pasti dia sudah memikirkan rencana apa yang harus dilakukan
untuk mewujudkan harapannya. Tapi tiba-tiba hari ini ada seorang dermawan bernama
Una memberinya uang karena dia tahu bahwa si Anu membutuhkan untuk membeli
barang tersebut, otomatis rencana yang sudah dipersiapkan si Anu akan sirna.
Dari analogi diatas, sadar atau tidak si Una sudah
merendahkan harga diri si Anu dengan “membayar” semua rencana yang sudah
dipersiapkannya. Karena bisa saja rencana yang sudah dipersiapkan si Anu tadi
bisa mendapatkan nilai lebih dari target yang ingin dicapainya jika dia
menjalankan prosesnya dengan baik.
Yang terahir saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang
blogger keren yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow
Disini.
Pengertian saya, disinilah letak pentingnya kita saling mengenaL satu sama lainnya, apalagi yang di sebut tetangga 40 kedepan 40 kebelakang, kanan dan kiri rumah kita sehingga bantuan atau sedekah tidak terkategorikan.
BalasHapusBenar mba, dengan saling mengenal juga akan melapangkan rezeki sehinggan kemungkinan seseorang untuk diberi sedekah juga semakin minim karena sudah tergolong masyarakat sejahtera.
Hapusmemang itu hal yang sulit.. saya ada tips tambahan, sebaiknya jika ingin bersedekah itu pada saat sepi dan tidak ada orang lain yang melihat..itu dapat mengurangi perasaan direndahkan bagi yg menerima..
BalasHapusSaya sepakat Om, dengan begitu bisa lebig afdol. Tapi bagaimana caranya, apakah kita mengajak orang yang kamu kita bantu ketempat yang sepi? Nanti malah dikira mau ngajak yang lain lagi. He hee
HapusAllhamdulillah kita jadi orang islam rahmatan lil'alamin.
BalasHapusBetul sekali min, setelah membaca artikel ini saya jadi semakin ingin sering-sering bersedekah
BalasHapusSedekah itu sebenarnya melatih diri untuk bisa mengendalikan sifat egois karena ingin menguasai harta sendirian. Ada bagian yang harus disedekahkan.
BalasHapusBenar mba, tapi tentu akan lebih baik lagi kalau kita bersedekah dengan orang yang tepat.
HapusBersedekah memang hal yang wajib untuk kita sebagai umat muslim, semoga kita disadarkan untuk sering bersedekah dengan ikhlas, aamiin
BalasHapusmantap gan, billgates juga sering bersedekah namun tetap paling kaya di dunia membuktikan, sedekah tidak membuat kita miskin
BalasHapusMau menambahkan bahwa senyum juga termasuk sedekah. namun jika senyumnya senyum sinis yang bisa mengiris perasaan orang lain itu bukan sedekah. menyingkirkan duri/paku yang ada di jalan yang dapat membahayakan orang lain juga termasuk sedekah.
BalasHapusBenar om, banyak cara untuk bersedekah. Tidak punya harta bisa tenaga, tenaga juga tidak kuat bisa dengan senyum.
HapusNice artikel.. Dengan bersedekah dengan iklhlas membiasakan dan menghindari diri dari sifat pelit, selalu merasa cukup dan berbagi kepada semua.. Semoga kita semua menjadi generasi yang ringan tangan
BalasHapuswah ane pernah denger nih ceritanya sangat menyetuh emang gan, bisa di ambil pelajaran disini :)
BalasHapusBaca cerita nya ttg penjual karpet itu jd terharu... :) . Bener mas, sedekah itu utk jaman skr, hrs lbh hati2 krn banyak org yg memanfaatkan keadaan. Pura2 miskin, pura2 ga ada duit.. Sementara orang2 yg membutuhkan jd ga mndapat hak nya krn sedekah kita salah sasaran.
BalasHapus