Rhodoy R. Ediyansyah

Senin, 01 Agustus 2016

Terorisme Hidup Dengan Cinta Yang Gila

Dalam kamus besar, terorisme diartikan sebagai praktik tindakan meneror dengan menggunakan kekerasan sebagai jalan mencapai suatu tujuan. Terorisme bergerak tidak memandang belas kasih orang lain, tindakan di luar manusiawi kadangkala menjadi suatu yang lazim seorang teroris. Mereka hanya peduli terhadap tujuan kelompoknya semata ataupun masalah pribadi. Mereka tidak ingin bertanggung jawab atau sekedar meminta maaf kepada seseorang yang dirugikan atas tindakannya. Terorisme mencoba menarik perhatian pihak-pihak besar untuk mengindahkan mereka dengan menjadikan pihak-pihak kecil tanpa dosa sebagai pelampiasan amarah mereka atas pihak-pihak besar. Sungguh terkutuk tindakan para pelaku teror di mana membunuh dijadikan sebuah media untuk mencapai tujuan kepentingan sebuah kelompok. Dalam hal ini terorisme secara pandangan eksternal mendapat gambaran sebagai paham yang hidup dengan penuh kebencian tanpa ada sedikit sisa nurani di sana. Tetapi dari sisi internal menjadi paradoks, terorisme menatap gerakannya sebagai bentuk nyata rasa cinta mereka terhadap apa yang diyakini. Benar bahwa mereka berada dalam lingkaran cinta, tapi bukan seperti cinta yang benar. Mereka hidup dalam cinta yang gagal dan tak waras.

Terorisme
Ilustrasi Terorisme
Dewasa ini terorisme lahir atas cinta yang berlebihan terhadap Tuhan tanpa ada kemampuan mengimbangi. Agama sebagai ajaran Tuhan mendidik nilai-nilai kehidupan untuk kemudian dipatuhi dan diamalkan di kehidupan sehari-hari. Kekuatan hati terhadap nilai-nilai kehidupan menjadi pelengkap tindakan. Maka cinta yang besar dengan kekuatan hati dalam penghayatannya akan menghasilkan kenyataan kehidupan yang penuh makna. Sebaliknya, ketika cinta yang besar hingga meluap-luap tanpa diimbangi dengan keteguhan hati maka hasil yang akan datang hanya akan menyentuh jarak kebencian. Kebencian tersebut akan berbuntut kepada kekerasan ketika orang lain tidak seragam menjalani kehidupan tanpa nilai-nilai yang sama dijalaninya.

Segala hal ada batasanya bahkan dalam hal mencintaipun harus dalam keadaan sadar akan apa yang dilakukannya. Bahkan cinta kepada Tuhan sekalipun harus dalam volume yang cukup di mana mencoba tidak kurang dan jangan terlampau batas. Itu merupakan kelemahan manusia dimana kita selalu terhalang oleh batasan yang tak terkecuali ketika kita mencintai Tuhan yang sifatnya tak terbatas. Ketika kita mencintai dengan begitu hebatnya hingga tak kendali dan berlebihan maka cinta yang ada akan menjadi cinta yang lelah karena tidak diberi kesempatan beristirahat untuk mencapai sesuatu yang di luar batas. Cinta yang lelah akan melahirkan cinta yang tanpa akal sehat, cinta yang gila.

Inilah yang menimpa orang yang menghayati betul nilai-nilai agamanya secara mendalam. Mereka hidup dengan apa yang terpapar pada bacaan agamanya namun dalam kehidupan mereka terus merasa tidak bahagia dan terasingkan. Mereka lelah dengan cintanya dimana keadaan yang terjadi tidak sepadan dengan nilai-nilai yang dihayati dan dijalaninya. Cinta akan nilai dan Tuhan menjelma menjadi kebencian terhadap manusia-manusia dengan tingkah laku yang menurut mereka menjijikan dengan gelimang kemunafikan. Inilah titik di mana cinta menjadi lelah, dan ketika cinta menjadi lelah maka dirinya akan berubah menjadi cinta yang tidak waras atau cinta yang gila. Dalam fase ini maka cinta akan bermutasi pada kebencian dan ketidakdamaian.

Cinta yang gila akan bersikap arogan dan kasar terhadap semua orang khususnya mereka yang tidak sepaham. Cinta yang gila akan memaksakan dunia berwarna sesuai dengan kemauannya dan akan mengubur hidup-hidup akal sehat. Inilah kekuatan utama berdirinya terorisme dimana adanya daya untuk menghancurkan segala yang menyakiti dirinya. Terorisme adalah sekumpulan manusia-manusia menyedihkan dengan kekecewaan yang tak mau disembuhkan. Mereka mencintai hidup, nilai, dan Tuhan tetapi sudah menyaksikan banyak keadaan menyakitkan yang membuat cinta mereka lelah. Cinta mereka sudah menjadi gila dan berubah sebagai dendam. Dendam dan kebencian itu menjadikan semuanya sama serta menyingkirkan perbedaan-perbedaan kecil yang membuat manusia itu unik dan berarti.

Menghindari menjadi terorisme
Cinta yang berlebihan dan ekstrem akan berakhir pada kebencian itu sendiri, inilah ciri yang mudah didapati pada jiwa para teroris. Cinta harus dipadukan dengan kesadaran dimana tidak boleh berlebihan. Cinta yang berlebihan pada dasarnya tidaklah cinta namun kemungkinan bagi kebencian, kejahatan, dan dendam itu sendiri. Mencintai juga perlu disikapi dengan sedikit keraguan. Keraguan membuat kita tidak bisa menyeluruh atau menguasai penuh dan juga menjauhkan kita dari sikap ekstrem. Tanpa keraguan maka cinta akan lelah, gila, dan bermutasi menjadi kebencian. Inilah mekanisme jiwa para teroris.

Dalam mencintai juga kita harus siap dengan ruang untuk kebencian sehingga menghasilkan suatu paradoks di dalamnya. Dengan sedikit kebencian, dirinya tidak akan jatuh berubah menjadi kebencian murni itu sendiri. Kadangkala kita enggan menggunakan kebencian sedikitpun dalam mencintai, padahal dengan itulah kita bisa untuk tetap waras. Terorisme menjadi kuat karena menolak mengkritis kesalahan yang ada pada yang dicintainya dengan alibi hal yang sakral. Mereka tidak memberikan ruang bagi kebencian apapun dalam keadaan sadar mereka. Padahal mereka tidak sadar bahwa cinta mereka telah sepenuhnya menjadi kebencian. Karena cinta mereka yang gila.

Yang terahir sebagai penutup, saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang Blogger Keren yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.