Rhodoy R. Ediyansyah

Selasa, 19 Juli 2016

Sejarah Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa di Indonesia

Indonesia terkenal dengan keberagaman suku dan budayanya yang telah dikenal oleh masyarakat dunia. Tak heran bila Indonesia didapuk sebagai Negara multikultur terbesar di planet ini. Keanekaragaman kultural ini tidak membuat bangsa ini akur dengan begitu saja mudahnya. Namun perlu proses yang panjang dan bahkan orang-orang percaya bahwa perdamaian tidak mungkin terjadi di Negeri ini. Wajar saja karena perbedaan budaya satu dengan yang lainnya yang begitu mencolok membuat kontak budaya menjadi panas dan mudah tersulut provokasi. Tak terkecuali etnis non pribumi yang hingga kini dipandang orang asing oleh masyarakat asli Indonesia. Padahal mereka yang sekarang merupakan putera-puteri yang terlahir di tanah ini kendati mereka dilahirkan oleh keturunan dengan Negara lain. Seperti etnis Tionghoa yang selalu memiliki pandangan negatif di kepala masyarakat Indonesia.

Etnis Tionghoa di Indonesia
Budaya Etnis Tionghoa di Indonesia
Orang dengan ciri fisik kulit putih dengan mata sipit sudah akan dikira bukan orang Indonesia meski dirinya lahir di sini dan pandai berbahasa daerah Indonesia. Lebih lagi mereka memiliki sebutan kelompok minoritas yang sebenarnya tidak pantas diterima mereka. Mereka dengan kulit putih dan mata sipit sering kali mendapat panggilan orang Cina oleh rakyat pribumi. Padahal sebutan demikian tidak pernah diinginkan oleh mereka di Negeri ini. Mereka merasa terhina dengan sebutan Cina karena bukan di Negara Tiongkok lah mereka merasa dilahirkan, tapi di Negara ini. Panggilan Cina memang sangat buruk terdengar mengingat ketika orde baru orang keturunan Tiongkok mendapat perlakuan terlecehkan dan disudut sebagai kelompok minoritas yang didiskriminasikan.

Mengapa sebutan istilah Cina pada orang keturunan Tiongkok tidak bagus?

Karena panggilan tersebut merupakan panggilan merendahkan etnis yang sebenarnya bukan etnis mereka. Seperti yang dilakukan orang Belanda terhadap orang Indonesia dengan panggilan Inlander, dan Niger yang juga menjadi sebutan merendahkan orang Negro di Amerika Serikat. Pada awalnya mereka yang berasal dari Tiongkok datang ke Nusantara sebagai pedagang dan menamakan diri mereka dengan dipanggil Tenglang yang berarti orang dari dinasti Tong. Namun karena hubungan antara kerajaan Nusantara terputus dengan dinasti Tiongkok maka mereka memilih untuk menetap di sini dan beranak pinak hingga sekarang. Penyebaran kelompok dari Negara Tiongkok ini begitu luas dan hampir di seluruh daerah di Indonesia. Menyadari mereka bukan lagi orang Tionghoa maka mereka mencoba membaur layaknya masyarakat Nusantara dengan berbahasa melayu dan mempelajari sistem sosial di Negeri ini. Hingga saat ini.

Pengucilan keturunan Tionghoa ini sepertinya tidak pernah bisa diredamkan secara penuh di Negeri ini. Bahkan sejak Belanda berkoloni di Nusantara, etnis Tionghoa dicap sebagai kelompok terendah. Belanda memanggil mereka dengan panggilan Chinessen dan mendeklarasikan untuk siapapun bebas membunuh orang Tiongkok tanpa akan dihukum. Mereka melakukan pembantaian massal terhadap orang Cina dan menciptakan tragedi tragis yang dikenal sebagai Geger Pecinan atau tragedi angke. Masyarakat sekitarpun banyak yang terprovokasi karena merasa orang Tiongkok tidak berbeda dengan Belanda sebagai orang asing. Merekapun menamai etnis Tionghoa dengan nama orang Cina yang sebenarnya menghina mereka.

Bahkan ketika Indonesia sudah ditangan penuh rakyat pribumi tanpa ada lagi penindasan penjajah, mereka rakyat Indonesia keturunan Cina tetap saja tidak mendapat kemerdekaan. Di masa orde lama 1956 politik anti Cina berkembang di masyarakat. Mereka yang memiliki darah keturunan Cina dikejar habis hingga dipaksa bersembunyi di gorong-gorong Negara kelahirannya ini sendiri. Mereka ditangkap karena alasan akan mengancam Indonesia dengan kemungkinan menjajah seperti Belanda. Padahal, mereka jelas-jelas asli orang pribumi dengan mungkin orang tuanya yang berasli Tiongkok.

Tak berbeda dengan era sebelumnya, era orde barupun berlanjut mendiskriminasi orang-orang keturunan Cina. Bahkan kali ini lebih luar biasa parah di mana orang Cina diperlakukan layaknya binatang. Mereka banyak dilanggar hak asasi manusianya dari pelecehan hingga dihapuskan haknya untuk naik menjadi pejabat pemerintahan. Merekapun sering kali mendapat perlakuan keji petugas sipil hingga meletusnya tragedi 1998 yang banyak menewaskan orang-orang dengan darah Tiongkok.

Barulah ketika lengsernya Soeharto sebagai penguasa Indonesia, orang-orang Cina mulai dapat merasakan tidur nyenyak tanpa disekap bantal di malam hari. Nasib merdeka orang cina juga mulai sedikit diberikan di Indonesia dengan Susilo Bambang Yudhoyono ketika menjadi presiden yang mencabut aturan pemanggilan orang Tiongkok menjadi orang Cina yang dibuat pada tahun 1967 ketika itu pada era Soeharto. Tidak ada lagi pemanggilan kata Cina tetapi orang Tiongkok atau Tionghoa. Nasib kelompok Cina di Indonesia mulai damai dengan masyarakat pribumi ketika dimulainya hubungan baik antar Indonesia dengan Negara Republik Rakyat Tiongkok.

Sebagai manusia bijaksana yang dewasa kita selaku makhluk yang mempunyai nurani pantasnya tidak memandang suatu yang sedikit atau berbeda dengan kita sebagai suatu yang pantas dikucilkan bahkan dilecehkan. Kita harus bisa menerima segala perbedaan bagaimanapun bentuknya. Karena atas keanekaragaman yang demikianlah kita menjelma menjadi bangsa yang unik di mata dunia. Kita harus menanamkan sikap toleran dalam diri kita sendiri dan mencoba menyebarkannya ke masyarakat sekitar. Kita harus menghormati setiap perbedaan suku bangsa, ras, agama, ataupun status sosial orang lain. Inilah yang dinamakan kebijaksanaan tertinggi seorang manusia. Ketika kita menghargai seseorang, maka akan datang sepuluh orang yang segan merendahkan segala hal mengenai diri kita. Maka, mulailah hentikan diskriminasi dengan kehidupan penuh toleransi. 

Yang terahir saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang blogger yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.