Saling Memaafkan |
Ini merupakan ingatan spontas ketika seseorang mendapati wajah orang yang dikenalinya. Dari sisi seorang yang tidak suka, pemikiran mengenai kita semuanya hanya ada keburukan. Karena apa yang menurutnya pernah kita perbuat di waktu lampau tersebut merupakan deskripsi yang amat kuat menggambarkan diri kita di matanya. Namun ketika kita meminta maaf, segala hal negatif soal diri kita akan dengan mudah terkikis oleh sikap gentleman kita itu, yang menurutnya kebaikan dari kita. Sedangkan dari pandangan kita, kita memandang orang tersebut biasa saja sebagai seorang yang pernah berkomunikasi baik soal bisnis atau yang lain. Tapi karena adanya aroma busuk antara diri kita dengan orang tersebut maka kita tanpa menyadari mencoba mengingat segala pertemuan dengan dirinya. Kita akan tetap merasa santai ketika bertemu dengan orang tersebut sampai orang tersebut memberikan sebuah alasan.
Mengapa kita perlu dimaafkan?
Kita ketahui sehari-hari bahwa dimaafkan oleh orang yang kita sakiti akan membuat kita sendiri menjadi lebih bahagia. Kehidupan kita akan terasa sangat enteng karena perasaan-perasaan negatif tidak ada yang muncul. Perasaan-perasaan negatif timbul dikarenakan adanya seseorang yang kita sakiti meski secara nalar diri kita tidak mengetahuinya. Begitupun si pemaaf, kehidupannya akan sama bahagianya karena dirinya telah melepaskan masalah yang membuatnya terus merasa tidak tenang.
Dimaafkan sangat penting guna mempertahankan sebuah hubungan. Ketika kita secara sadar ataupun tidak sadar telah menyakiti perasaan orang lain maka otomatis kebaikan yang ada akan tertahan dan membuat hubungan kerja sama tak terjalin bahkan terputus setelah sebelumnya diciptakan. Keadaannya bisa lebih buruk dan merusak komitmen dan kredibilitas terhadap diri kita. Kita perlu untuk dimaafkan demi menghentikan kekacauan serta memperbaiki hubungan yang telah tercemar.
Terakhir, restu maaf sangat besar bagi ketenangan rohani diri kita. Baik jiwa dan pikiran, kita akan merasa tak ada beban dalam menjalani kehidupan dengan dimaafkan orang yang diperkeji oleh diri kita. Kita tidak akan merasa terganggu dalam segala situasi karena hati kita akan terlatih untuk meminimalkan sikap menyakiti hati orang lain. Ketika kita berlaku salah sekecil-kecilnya terhadap orang lain maka kita akan terdorong untuk langsung memintai maaf.
Bagaimana cara kita memohon maaf dan menghindari menyakiti perasaan orang lain?
Jika diri kita secara sadar menyadari kita pernah membuat salah kepada orang lain biasakan langsung temui orang tersebut dan memintanya memaafkan atas segala yang pernah kita lakukan secara jantan tanpa ada pikiran yang aneh-aneh. Jangan berpikir tentang respon yang akan orang tersebut kasih, tapi berpikir untuk mengungkapkan kesalahan kita kepada orang tersebut secara transparan. Tidak peduli kita dimaafkan atau tidak, yang pasti kita telah membuang bayangan negatif kita tepat pada tempatnya dan dipastikan pikiran kita akan sedikit lebih baik kendati belum menerima pemaafan.
Namun andai kita secara tidak sadar menyakiti atau berbuat salah terhadap seseorang coba lakukan renungan dengan kondisi tenang. Temukan akar-akarnya, siapa dan apa yang membuat seseorang tercela atas kita. Biasanya perbuatan salah yang tak disadari sering dianggap sebuah candaan dari sisi kita namun tidak dari orang lain. Inilah yang membuat kita tidak menyadari bahwa perbuatan kita itu adalah salah dan mengundang kekesalan orang lain. Jika hal demikian terjadi maka kita hanya perlu mengungkapkan permohonan maaf secara benar dan tulus dari dalam hati kita di ruang yang luas yang dapat didengar atau dilihat orang banyak yang kemungkinan diterima seseorang yang tersakiti. Seperti melalui media sosial ataupun pesan singkat kepada seluruh kontak seseorang yang kita kenal. Namun bila kita adalah seorang public figure, utarakanlah di media televisi mauput surat kabar.
Sebagai manusia kita memang tidak akan pernah luput dari kesalahan. Namun, kita bisa belajar mengontrol setiap kesalahan-kesalahan yang menhujam diri kita yang membawa kita kepada pribadi yang arif dan bijaksana. Dalam mengontrol diri memang tidak langsung piawai tapi membutuhkan tahap. Biasakan jaga diri kita dalam berhadapan dengan orang lain. Jika kita menuangkan emosi terhadap orang lain biasakan kita dalam keadaan sadar bahwa orang tersebut tidak pantas kita caci maki. Jika memang ada kesalahan yang membuat kita berang maka berikan sejelas-jelasnya kesalahannya dan nasehati agar tidak melakukannya lagi di suatu hari secara humanis. Juga jaga diri kita untuk tidak bicara sembarangan hal-hal buruk kendati diri kita pribadi tidak menganggapnya masalah. Karena seperti pribahasa, mulutmu adalah harimaumu. Maka, kita perlu untuk dimaafkan.
Memberikan maaf adalah hal yang sangat mulia. Jadi memang jangan sampai membenci seseorang
BalasHapus