Rhodoy R. Ediyansyah

Jumat, 01 Februari 2013

Aku, Ibu Ku dan Kasih Sayangnya

Manusia penuh dengan pengorbanan.
Insan yang tak pernah mengeluh menghadapi ujian untuk anakmu semata…
Berbulan-bulan engkau mengandungku.
Dengan perut buncit yang serba sakit.
Tatap matamu yang lelah dan letih, tak menyurutkan semangatmu demi melihat tangis-senang anakmu.
Anak yang akan menantang congkaknya dunia yang semakin maju….
Ku-Bayangkan perjuanganmu???
Helai rambutmu memutih
Jemarimu bergetar..
Letih terlihat di wajahmu
Namun. . . .
Kau tempuh ribuan jalan
Untuk aku anakmu
Kaki melangkah semakin perlahan
Tak pernah engkau merasa kesal
Walau tampak kaki penuh darah penuh nanah . .
Ibu . . . .
Ibu-Ku tersayang. . . .
Rasa sakitmu adalah demi melihat senyum bahagiaku
Tangisanmu adalah rasa syukur kepada Tuhan melihat anakmu selamat
Jeritanmu bagaikan petir yang menyambar-nyambar…
Seakan menggema ditengah kesunyian..
Betapa sayangMu kepada aku seorang….
Tak terukur dengan apapun kasih sayang yang engkau berikan. . .
dari waktu ku keluar dari rahimMu, dari waktuQ kau timang hingga saat ini . . .
Kau didik aku sejak kecil, sejak aku tak bisa berjalan, belum pun merangkak yang pertama kali guling sana guling sini.. ”hehe”.
Dari-Mu lah Ibu, pendidikan pertama engkau berikan kepadaku..
walaupun itu belum terasa namun itu sangat bermakna.. . .
Engkau didik aku sampai mengerti..
hingga ku tahu makna sesuatu..
Kau tak ingin aku mengalami masa seperti kehidupanMu yang dulu.
Kehidupan yang pernah engkau alami bunda…
yang mana Ibu pernah ceritakan ke aku, sampai aku tak kuasa menahan air mata.
Air mata untuk menggugah semangat pada diriku…
Kau mendorong diriku untuk selalu maju..
Engkau ingin aku lebih darimu . .
Engkau ingin melihat aku bahagia . . .
Hingga rasa lelah dan letih dalam dirimu tak kau rasa
Engkau terus membanting tulangMu..
Untuk aku..
Untuk Diriku…
Oh Ibu . .
Begitu banyak cinta yang Engkau taburkan.. . .
tak bisa dihitung rasa SAYANG yang engkau berikan kepada diriku…

S_emua nasihatmu akan terus kunanti demi kebaikanku
A_hklak dan tingkah lakumu yang harus aku tiru untuk kesopananku
Y_ang selalu hadirkan semangat pada diriku untuk selalu maju
A_kan merasuk di nadi pesan-pesan yang engkau berikan kepadaku
N_asihat-nasihatmu selalu ku ingat meski dalam keadaan pilu
G_ak akan pernah aku lupakan..demi meraih cita-cita untuk membalas seluruh kasih sayangMu…
Amin…

Aku minta do’a engkau ibu…
Pernah engkau cerita kepada aku tentang kehidupan masa lalu yang engkau jalani.
”Berasal dari keluarga yang kurang mampu, demi keinginan supaya Anak-anaknya layak hidup di masyrakat”.
Ibu rela bekerja di kebung membantu Bapakku yang tidak seharusnya itu di lakukan seorang wanita…
Aku bertanya, “kenapa Ibu ga di rumah aja, kan ada Bapak yang kerja”. Ibu menjawab,”Karena Bapak mu udah susah sejak kecil dikebun, sampai nikah sama Ibu masih juga susah dan Ibu ga mau sampai Anak-anak nanti masih juga susah, Ibu ga tega melihat Bapak mu Kerja sendirian. Ibu ingin Bapakmu bahagia walaupun keadaan susah dengan cara membantunya bekerja setiap hari dikebun, ladang dan sawah”..
aku menangis di depan ibu..
Aku berpikir sejenak…
Sampai seperti itu ibu menjalani hidupnya..
Beliau tak memikirkan lelah untuk menuntut bekerja demi kebahagiaan keluarga dan masa depan anak.
Untuk kasih sayang yang diberikan kepadaKu, ibu juga rela membanting tulang demi kebahagianKu…
Bahkan….
Yaa Tuhan, Harta paling berharga Ibu korbankan demi sebuah keinginan Ku…
Tapi seperti sekarang.. aku tak dapat menutupi apa yang telah aku lakukan kepadaNya.
Misalnya saja ”jika aku disuruh membantu disawah, kadang aku masih mengeluh..
Rasanya terpaksa membantu ibu.
Apa aku pantas menerima kasih sayangmu jikalau aku masih seperti itu…
Aku kadang membuat ibu menangis..
Sakit hati dan lain-lain..
Dari semua itu aku tak mampu menutupi rasa malu kepada diriku sendiri..
Aku minta maaf yang sebesar-besarnya ibu..
Dengan bergulirnya waktu,
Aku akan terus belajar untuk memperbaiki sikap ku terhadap engkau Ibu…
Terhadap kasih sayang yang tak terukur dengan apapun…
Aku ingin melihat engkau bahagia . .
Aku minta do’a-do’a Mu selalu mengiringi disetiap langkahku..
Demi menuntunku kejalan kesuksesan di masa depan…
Amin… amin.. amin…

*Ini kutulis ketika Ibu ku masih ada, kini Ibu ku telah tiada sebelum aku bisa membahagiakannya. Kini rasa bersalahku kian menjadi, entah dengan apa aku akan membalas semuanya. Tapi Do'a selalu kupanjatkan untuk ketenangan ibuku "disana"
Kami semua sayang ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.