Rhodoy R. Ediyansyah

Kamis, 13 April 2017

Apakah Anda Salah Satu Pengguna Media Sosial Yang Saya Borgol?

Selamat datang kembali teman-teman semuanya yang sebelumnya sudah pernah mengunjungi blog sederhana ini. Dan saya ucapkan selamat datang juga untuk anda yang baru pertama membaca tulisan-tulisan saya yang masih jauh dari sempurn, lebih tepatnya tulisan seorang yang sedang belajar menulis. Pada kesempatan ini saya mau coba menyampaikan kegelisahan pribadi terhadap penggunaan media sosial yang sering disingkat medsos atau dalam bahasa lain jejaring sosial.

Media Sosial
Ilustrasi By: pixabay.com
Penggunaan media sosial saat ini seolah sudah menjadi kebutuhan primer seseorang terutama bagi anak muda dan para penggiat dunia online. Menurut hasil survey yang deberitakan oleh kompas.com pada tanggal 20 Oktober 2016 yang lalu, pengguna facebook di Indonesia mencapai angka 88 juta orang dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 256.2 jiwa. Artinya sekitar 34% masyarakat Indonesia menggunakan jejaringan sosial facebook. Kenapa saya mengambil facebook sebagai tolak ukur penggunaan media sosial di Indonesia? Karena facebook merupakan jejaringan sosial terbesar dan lebih dulu masuk Indonesia dibandingkan dengan dengan media sosial besar lainnya seperti Twitter dan Instagram.

Memang sebagian orang ada yang kurang suka “bermain” facebook dan lebih cendrung aktif di jejaring sosial lainnya seperti instagram yang merupakan aplikasi berbasis foto. Namun meskipun demikian, hampir bisa dipastikan penggunak instagram ataupun juga memiliki akun facebook. Intinya begitulah asumsi saya pribadi karena saya juga belum menemukan data yang valid terkait dengan selisih antara pengguna facebook dengan media sosial lainnya.

Sekarang kita kembali ke topik utama mengenai  kegelisahan pribadi terhadap penggunaan media sosial terutama jejaring sosial facebook. Menurut saya pribadi fungsi media sosial yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi yang dilakukan secara online, baik komuniasi satu arah maupun dua arah. Komunikasi satu arah yang saya maksud disini seperti ketika kita membuat sebuah status, secara tidak lansung kita sudah menyampaikan sebuah pesan kepada semua teman yang ada dalam jaringan kita tanpa membutuhkan timbal balik. sementara komunikasi dua arah bisa dilakukan dengan menggunakan fasilitas private messenger dengan teman atau keluarga yang terhubung dalam jaringan kita. Tapi sekali lagi ini hanya pendapat pribadi, apabila teman-teman ada yang berbeda pandangan terkait dengan fungsi utama media sosial mohon dimaklumi.

Akan tetapi seiring meningkatnya pengguna jejaring sosial, saya melihat terjadi pergeseran fungsi dari yang saya utarakan diatas, misalnya untuk promosi bisnis seperti jualan, penyebaran berita, dan lain-lain. Media sosial dijadikan sarana promosi bagi saya masir relatif wajar selama masih mempromosikan hal yang positif dan bermanfaat. Namanya juga orang mengambil peluang, dan tidak sediki juga yang merasa terbantu dari kemudahan menemukan produk atau atau jasa yang dipromosikan melalu jejaring sosial. Begitu juga dengan perkembangan fungsi sosial media yang dimanfaatkan untuk menyebar luaskan berita, bagi saya ini sebuah kemajuan yang baik bagi netizen. Bagaimana tidak, yang selama ini tidak pernah membeli Koran atau nonton siaran televisi hanya channel hiburan saja bisa mendapatkan berita dengan “bermain” facebook, twitter atau yang lainnya.

Namun selain dari pergeseran fungsi diatas, saya juga melihat adanya beberapa kebiasaan (menurut saya) buruk yang dilakukan oleh netizen dalam menggunakan media sosial. Setidaknya ada tidak hal yang prilaku netizen yang menjadi kegelisahan saya sehingga sampai membuat tulisan ini, diantaranya:

Pertama, kebiasaan menyebarkan berita hoax dan gambar ekstrem
Kalau untuk yang satu ini saya rasa teman-teman juga pasti tidak suka dengan maraknya penyebaran berita hoax dan gambar-gambar ekstrem yang tidak perlu saya sebutkan contohnya. Penyebaran berita hoax saat ini seolah menjadi gaya hidup bagi orang-orang yang memiliki “sumbu pendek” dalam berekspresi di jejaring sosial terutama facebook. Mereka merasa bangga apabila berita yang disebarkan menjadi viral dijagat maya tanpa memikirkan nilai manfaat yang terdapat dalam berita tersebut. Begitu juga fenomena penyebaran gambar-gambar ekstrem yang mengemis “like” dengan berbagai pola untuk menarik peminat untuk menyukai gambar tersebut.

Menurut saya ini merupakan pembodohan massal paling keji di era modern ini dengan memanfaatkan teknologi. Apapun alasannya bagi saya tindakan ini termasuk dosa besar karena berdampak buruk terhadap masyarakat luas, terutama generasi muda yang mendominasi penggunaan jejaring sosial. Ini harus dihentikan saudara-saudara!!! Pikirkan generasi penerus bangsa ini!!! Apa jadinya jika mereka berhasil dibodohi oleh orang-orang yang tidak bertanggunga jawab??? Siapa yang mau meneruskan perjuangan para pahlawan kita yang sudah mendirikan bangsa yang besar ini??? Nah kan jadi orasi.
*Padehal nulisnya sambil cengengesan

Kedua, Membuat status penebar kebencian, menghasut dan sejenisnya
Nah, ini satu lagi yang selalu saya bersihkan dari beranda facebook karena termasuk orang suka “gatel” untuk mengomentari status-status seperti ini. Untuk menghindari masuk dalam lingkaran buruk netizen “sumbu pendek” lebih baik tidak mengikutinya, kan ada fasilitas facebook yang memungkinkan kita untuk berhenti mengikuti tanpa memutuskan pertemanan. Kalau pada poin pertama tadi merupakan pembodohan massal, kalau yang ini perusak moral secara massal. Sebenarnya pembodohan dan perusak moral ini sama buruknya bagi masyarakat terutama generasi muda yang katanya penerus bangsa. Masyarakatnya bodoh tapi bermoral saja tidak cukup, akan lebih parah lagi kalau pintar tidak bermoral. Nah bagaimana jika keduanya dikolaborasikan. Udah bodoh, tidak memiliki moral yang baik pula. Kalau bahasa anak gaul sekarang “kelar hidup lo”.

Ketiga, curhat yang tidak bermanfaat
Kalau kegelisahan saya yang terahir ini menyoroti status-status netizen yang pengen terhihat aktif di media sosial dengan membuat status curhat masalah pribadi. Mungkin pandangan setiap orang akan hal ini berbeda-beda, tapi bagi saya yang cendrung tertutup terhadap masalah pribadi agak risih dengan status-statu curhat yang menurut saya tidak bermanfaat. Yang saya maksud disini adalah status menunjukan kalau sedang  bermasalah dengan orang lain, nyir-nyir sebagai ungkapan tidak suka dengan seseorang dan lain sebagainya. Apa lagi kalau status tersebut ditujukan kepada orang yang sama-sama kita kenal, bahkan kadang orang terdekat seperti teman atau saudaranya sendiri.

Kalau curhat masalah suka cita saya malah sering memberikan respon positif, misalnya komentar mengucapkan selamat. Namanya juga lagi bersuka cita, jadi wajar jika yang bersangkutan ingin berbagi kebahagiaan selama tidak berlebihan.

Kalau saya boleh berpendapat, ketika kita curhat di media sosial seperti facebook yang menyangkut masalah pribadi pasti bisa dilihat orang banyak. Apa lagi kalau privasinya dibuat public, otomastis semua pengguna facebook bisa melihatnya. Sementara hanya sebagian kecil saja yang benar-benar mendukung anda dalam status tersebut, yaitu mereka yang siap membela salah dan benar atas apa yang anda lakukan. Sedangkan yang menilai status tersebut secara objektif tentu tidak demikian, justru kemungkinan besar akan menimbulkan sentiment negatif yang berdampak buruk terhadap reputasi.

Bagaimana menurut teman-teman? Tapi sekali lagi saya tegaskan ini adalah pendapat pribadi, jadi tidak perlu membenturkan kebenaran versi teman-teman dengan tulisan ini karena perbedaan pendapat itu biasa dan saya sangat menghargai perbedaan itu. Tulisan ini tentu masih jauh dari sempurna, jadi bagi teman-teman yang akan menambahkan boleh melalui kolom komentar. Apabila ada yang ingin membagikan tulisan ini melalui media sosial juga tidak dipungut biaya, jadi boleh disebarkan seluas-luasnya. Sekian.

Yang terakhir saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang blogger keren yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow Disini.  

9 komentar:

  1. kebiasaan menyebarkan berita hoax dan gambar ekstrem, ini yang memang benar dan terkadang judul,gambar tidak sesuai dengan isi.
    mungkin dengan cara tersebut bisa membuat instan terkenal.
    thx artikelnya.

    BalasHapus
  2. saya heran kenapa begitu banyak yang nyebarin berita hoak padahal itu berdampak negatif untuk orang lain

    BalasHapus
  3. Sepertinya saya juga termasuk yang kena borgol wkwkk..

    BalasHapus
  4. iya nih, banyak banget cerita hoax seperti kasus penculikan anak kan aneh itu... tidak patut untuk dicontoh

    BalasHapus
  5. Banyak orang yang memanfaatkan sosial media sebagai cara agar cepat terkenal namun dilakukan dengan cara salah. Penyebaran berita hoax adalah salah satunya yang sampai saat harus diberantas...untung saya bukan termasuk oramg yang akan anda borgol hehehe

    BalasHapus
  6. Daripada nyebarin berita Hoax, mending gunakan sosial media buat menyebar kebaikan dan bisa difungsikan sebagai media promosi, seperti jualan online ya mas, hehe.

    BalasHapus
  7. kadang-kadang saya curhat yang gak nggenah. Hehe

    BalasHapus
  8. kalau aku paling sebel kalo ada yg marah2 pake maki2 itu nunjukin piciknya terus sama yg auka share..foto2 mayat..berasa ga punya hati gitu.. :(

    BalasHapus
  9. medsos kupakai buat nyebar link blog he.. he..
    paling nggak bisa deh buat status
    kalau ada teman yang buat sttus yang menggelisahkan cepat2 kutinggal aja, daripada jadi ikutan rusuh dan pusing kepala

    BalasHapus

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.