Rhodoy R. Ediyansyah

Rabu, 05 Oktober 2016

Bahasa Intuisi Dalam Memimpin

Dalam kehidupan pasti kita dituntut untuk mengenal dan memahami setiap gestur bahasa yang tinggal di lingkungan kita. Pemahaman bahasa ini akan membuat kehidupan kita terselamatkan dari berbagai ancaman karena kita dapat untuk mengerti segala perilaku-perilaku yang dibicarakan orang-orang di sekeliling kita. Lalu, ketika kehidupan menuntut kita untuk berada pada lingkungan baru, pastilah kita harus dapat untuk mengenal dan memahami hal-hal yang baru saja kita tinggali. Kebudayaan, norma-norma, serta bahasa, kita dituntut oleh lingkungan baru kita untuk bisa mempelajari semuanya agar mendapat hormat dari lingkungan kita. Kita tidak bisa menolaknya, karena jika hal tersebut kita lakukan, maka kita memilih untuk dipandang sebagai orang asing.


Kebanyakan dari kita merasa malas jika harus belajar bahasa baru karena akan menuntut kepada penghafalan terhadap hal-hal baru. Namun, untuk benar-benar bisa berbicara, menulis, serta membaca dalam bahasa baru tentu saja jalan satu-satunya adalah menghafal bahasa baru tersebut. Untuk bisa menghafal, seseorang perlu menggunakan akal budinya sebaik mungkin. Ia harus bisa menemukan pola yang sama dalam berbagai konteks kalimat ataupun kata yang berbeda. Seseorang juga perlu untuk membuat rumus-rumus sendiri untuk membantu menghafal.

Menurut filsuf sekaligus dosen asal Indonesia, Reza A.A Wattimena. Menghafal akan jauh lebih mudah ketika kita mampu merasakan bahasa tersebut. Kita harus mampu merasakan rasa dari bahasa itu, dengan begini maka kita akan mulai jatuh cinta pada bahasa tersebut dan bisa mempelajarinya dengan jauh lebih mudah. Merasa tidak perlu hanya dengan menggunakan perasaan, melainkan dengan menggunakan intuisi. Intuisi merupakan kombinasi antara perasaan dan pikiran sehingga membantu kita dalam menciptakan keputusan. Singkat kata, intuisi amat efektif membantu kita dalam mengenal bahasa baru.

Intuisi
Ilustrasi
Intuisi tidak hanya berguna dalam hal mempelajari bahasa, namun dapat berfungsi dalam segala macam mempelajari sesuatu. Intuisi sangat berguna ketika kita membuat suatu keputusan, dengan merasakan apa yang sedang dikerjakan serta apa yang ingin diputuskan, maka kita akan dituntun kepada keputusan yang benar-benar baik. Intuisi tidak selalu absolut, ia tidak selalu dapat dipercaya. Kita-pun butuh untuk menuangkan data-data dan informasi yang yang kongkret ke dalam diri kita yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan keputusan. Maka dari itu, kita akan selalu membutuhhkan orang lain guna melengkapi intuisi kita di dalam diri.

Aturan
Mempelajari bahasa tidak hanya soal menghafal, melainkan juga perlu untuk memahami aturan di balik gramatiknya. Di balik setiap susunan kata atau perubahan kata selalu ada aturan di sana. Intuisi dan menghafal akan berantakan bila tidak berjalur pada aturan. Aturan tidak terlihat di manapun, namun bisa dirasakan keberadaannya. Ia tersembunyi sebagai tata kelola bahasa yang membuat bahasa tersebut dapat mudah dipahami. Dengan aturan juga maka kita mampu mengeluarkan ide-ide yang tinggal di dalam pikiran. Aturan selalu ada di manapun sendi kehidupan tinggal, aturan lahir karena keinginan untuk dapat hidup teratur, sehingga tidak terjadi kekacauan. Aturan tidaklah sebuah hal yang seutuhnya tidak dapat merubah dirinya, ia berubah menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang hidup. Bahasa itu hidup, maka aturan-pun selalu berkembang sesuai keberadaan bahasa itu sendiri, dan ketika seseorang menghendakinya berubah, maka ia berubah.

Memimpin
Menghafal tidak hanya berguna sebagai mempelajari bahasa baru, namun juga berguna untuk memimpin sebagai pemimpin. Kita perlu untuk tahu apa dan siapa yang kita pimpin, kita juga butuh mengetahui data-data penting mengenai organisasi yang kita pimpin, serta kita perlu juga tahu visi dari pada organisasi yang kita pimpin. Dengan menghafal maka kita akan mengetahui semua itu dengan lancar dan baik. Mengetahui semua itu tidaklah sia-sia, karena itu berguna dalam beraktivitas kita sehari-hari. Sama hal ketika kita belajar bahasa, kepemimpinan juga butuh intuisi. Memimpin harus menggunakan rasa dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan organisasinya, tidak hanya pertimbangan data-data saja.
Pemimpin
Ilustrasi

Ya, sama seperti mempelajari bahasa, memimpin-pun perlu untuk memahami betul serta mematuhi aturan. Aturan selalu tersedia di berbagai aspek kehidupan, dan pemimpin harus memahami serta mematuhi keberadaan itu semua. Aturan tidak harus dijalankan secara buta seperti keberdaannya, melainkan perlu untuk leluasa dan bijaksana dalam mennghayati aturan itu sendiri. Intinya, aturan harus tetap ada serta perlu untuk dihayati. Namun, kita pelu untuk bersikap kritis dalam memahami dan menerapkannya sesuai konteks sehingga sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal.

Yang terahir sebagai penutup, saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang Blogger Keren yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.