Rhodoy R. Ediyansyah

Senin, 08 Agustus 2016

Hormat Kepada Bendera Tanpa Mengangkat Tangan

Kita semua pasti pernah atau sering melaksanakan upacara bendara yang dilangsungkan setiap hari senin tiba. Sebagai warga Indonesia kita pasti memiliki kewajiban yang sulit untuk ditinggali terlebih ketika kita adalah seorang pelajar dalam sekolah yang berada di wilayah Negeri ini yaitu penghormatan terhadap bendera yang dikibarkan, bendera merah putih. Tidak hanya seorang pelajar namun juga setiap pekerja pemerintahan pasti harus menaati kegiatan penghormatan ini sekali dalam seminggu. Tujuan daripada merayakan penghormatan ini adalah untuk membangun rasa cinta nasionalisme kepada Negeri ini dan menghargai segala yang ada di dalamnya serta serangkaian sejarah dan perjuangan para pahlawan yang gugur dalam memerdekakan Negara ini. Tapi tahukan anda penyebab sejarah mengapa Indonesia merayakan perayaan rutin upacara bendera di setiap hari senin bagi seluruh kalangan pelajar?

Hormat Bendera
Hormat Bendera
Negara yang bertanggung jawab dari kegiatan rutin senin ini adalah Negara terakhir yang menjajah Negeri ini, yaitu Jepang. Jepang merupakan Negara yang memiliki motivasi menanamkan budaya yang dimilikinya kepada setiap Negara yang dijajahinya, termasuk upacara hormat bendera yang kini sudah benar-benar mantap menjadi budaya Nusantara. Ketika menjajah Indonesia sang penguasa Asia ini ingin berbagai keyakinan yang terdapat pada masyarakat Jepang tertular dan tumbuh pada budaya Indonesia. Jepang yang memiliki kebiasaan menyembah matahari sebagai dewa adalah sebuah bentuk ibadah yang mereka yakini. Inilah yang coba mereka tanamkan kepada budaya Indonesia dengan cara menyampulnya dengan menghormat kepada bendera di ujung tiang yang pada esensinya bermaksud menghormati matahari. Selain penaikan bendera yang diartikan sebagai terbitnya matahari bangsa Jepang juga menjadikan penghormatan kepada matahari terbenam sebagai bentuk ibadah, yang juga diketahui sebagai penurunan bendera setelah dinaikan.

Terkadang bagi seorang pelajar tidak mengikuti upacara bendera akan mendapatkan hukuman karena dianggap tidak menghormati Negaranya. Jangankan tidak ikut serta, tidak mengangkat tangan di kepala saat upacara berlangsung saja sudah membuat seseorang dipandang tidak mencintai Negerinya. Padahal tidak demikian yang sebenarnya terjadi, tidak mengangkat tangan kepada bendera tidak bisa diartikan sebagai bentuk apatis terhadap Negara ini. Jiwa Nasionalisme dapat tumbuh dengan cara-cara yang lebih esensial semacam mempelajari sejarah para pejuang Negara ini, berbahasa Indonesia dengan rapi, ataupun menghafal lagu-lagu Nasional dan yang lainnya adalah bentuk Nasionalime yang bisa ditunjukan terhadap Negeri ini.

Seperti yang diketahui bahwa nilai esensial dari bangsa Jepang menghormat kepada matahari adalah untuk menghormati wujud yang dianggap dewa. Padahal di Indonesia beberapa aliran kepercayaan mayoritas tidak memperkenankan bagi umatnya menyembah sesuatu yang tidak hidup atau berwujud. Dalam hukum Islam jelas sekali seseorang yang menyembah zat selain Allah swt. dapat dikatakan musrik karena dianggap menyekutukan. Menyembah sesuatu yang dapat dilihat wujudnya maupun dirasakan keberadaannya, dalam hal ini matahari sudah termasuk sebagai bentuk syirik yang tanpa disadari bisa menyia-nyiakan ibadah yang pernah kita lakukan, bahkan hanya untuk hormat sekalipun.

Hormat kepada bendera tanpa mengangkat tangan

Ketika upacara berlangsung lazimnya semua orang bersiap dalam sikap tegak sempurna dengan tangan yang diangkat sejajar dengan kepalanya. Tetapi sebenarnya sikap seperti ini bukanlah yang dituntut oleh undang-undang yang ada. Bahkan seorang wakil presiden semacam Bung Hatta maupun Jusuf Kalla pernah mengikuti upacara kemerdekaan dengan tanpa mengangkat tangannya ke kepala. Apakah sikap seperti ini menginterpretasikan ketidakcintaan mereka kepada Indonesia? Sama sekali tidak. Aturan daripada tatacata ketika pengibaran dan penurunan bendera di Indonesia pada dasarnya telah diatur dalam PP No. 40 Tahun 1958 pasa 20 mengenai Bendera Kebangsaan Republik Indonesia yang berisi sebagai berikut:

“ Pada waktu upacara penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan, maka semua orang yang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak, berdiam diri, sambil menghadap muka bendera sampai upacara selesai. Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu organisasi membuat hormat menurut cara yang telah ditentukan organisasinya itu. Mereka yang tidak berpakaian seragam, memberi hormat dengan meluruskan lengan ke bawah dan melekatkan tapak tangan dengan jari-jari rapat pada paha, sedang semua jenis penutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban dan kudung atau topi-wanita yang dipakai menurut agama atau adat-kebiasaan.”

Intinya adalah bahwa bersikap nasionalisme tidak harus dengan menunjukan hormat dimana tangan diangkat di kepala. Selain merupakan pantangan menurut agama, sikap hormat tangan kepada bendera yang berada pada arah matahari-pun tidak diwajibkan dalam yuridis Indonesia. Terpenting adalah memahami secara mendalam nilai-nilai luhur kebudayaan Negeri ini yang bisa menciptakan jiwa nasionalisme yang teguh bagi pribadi diri sendiri.
 
Yang terahir sebagai penutup, saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang Blogger Keren yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

1 komentar:

  1. saya hendak bertanya tentang cara hormat, ini menyangkut tugas yang saya dapat dari universitas.
    pertanyaan saya adalah: apa perbedaan cara penghormatan dengan cara meletakan jari2 dikepala dan cara penghormatan dengan meletakkan tangan di dada, mohon bantuannya untuk menjawab pertanyaan saya. terimakasih.

    BalasHapus

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.