Rhodoy R. Ediyansyah

Senin, 15 Agustus 2016

Garuda, Pancasila dan Makhluk Mitologi

Kita semua pastilah sangat mengenal sosok burung besar dan gagah bernama burung Garuda. Sebagai bangsa Indonesia kita tahu bahwa burung Garuda merupakan sebuah lambang dari dasar Negara kita yakni Pancasila. Garuda yang didapuk sebagai lambang Negara dapat menggambarkan betapa besar dan kuatnya Negara Indonesia dengan beberapa unsur yang menggambarkannya. Seperti warna keemasan pada Garuda yang mengartikan keagungan dan kejayaan dari Negara Indonesia. Ada pula burung Garuda yang mempunyai paruh, sayap, ekor, serta cakar sangat menggambarkan kekuatan dan tenaga pembangunan yang dimiliki Negara ini. Selain itu juga dalam burung Garuda terdapat jumlah bulu yang melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945 dimana ada 17 helai bulu di masing-masing sayap, 8 helai bulu pada bagian ekor, 19 helai bulu di bawah perisai, dan 45 helai bulu di leher.

Garuda Pancasila
Garuda Pancasila
Namun, tahukah kalian bahwa di balik kebesaran burung Garuda yang diangkat sebagai lambang Negara kita, Garuda juga memiliki kisah yang sangat menakjubkan dalam balutan mitologi. Burung Garuda di dalam kepercayaan umat Hindu diartikan sebagai sebuah kelahiran Hindu disebabkan karena burung ini sering menjadi tunggangan dari Dewa Wisnu. Garuda dalam mitologi diluksikan sebagai makhluk besar dengan tubuh seorang pria yang kuat yang keemasan dengan gambaran muka yang putih. Garuda dikatakan sebagai Dewa kuno karena mampu menghalangi sinar matahari dengan sayap merah besar serta paruh di mulutnya yang besar. Garuda memiliki mahkota di kepalanya yang membuatnya banyak disembah. 

Mahkota Garuda
Mahkota Garuda
Dalam versi lain, Garuda digambarkan sebagai burung besar yang ganas dalam hal memangsa suatu makhluk dan dikategorikan sebagai predator. Burung Garuda ini mempunyai kecerdasan yang sangat baik dan pandai dalam menciptakan kelompok sosial.  Garuda dapat sebesar naga ketika mengibaskan sayapnya dan dikatakan sangat menakutkan karena terlihat seperti penggabungan makhluk buas dengan beberapa Dewa. Jika berbicara sebesar apa burung Garuda, tidak ada yang tahu pasti, tetapi ukuran sayapnya dikatakan memiliki rentang kilometer. Sampai-sampai ketika sang Garuda mengibaskan sayapnya, ia bisa menciptakan angin badai yang menggelapkan langit dan meluluhlantakan rumah-rumah.

Jika dibandingkan dengan burung Garuda, manusia akan terlihat sangat kecil dan bahkan seorang pria dewasa bisa bersembunyi tanpa dapat terlihat di salah bulunya. Menurut kepercayaan masyarakat India, burung Garuda mampu mencabut dengan mudah suatu pohon beringin hingga ke akar-akarnya yang kemudian dibawanya terbang dengan cengkeraman. Belum lagi kisah yang menakjubkan lainnya mengenai burung besar ini yang kabarnya memang jelmaan seorang Dewa. Beberapa saksi di zaman dulu pernah melihat langsung kemampuan magis sang Garuda. Burung Garuda diyakini berkemampuan untuk merubah bentuk fisik yakni bisa mengecil dari bentuk aslinya yang besar. Selain itu juga sang Garuda bisa menghilangkan wujudnya begitu saja lalu mampu memunculkan dirinya di tempat lain secara tiba-tiba, mungkin ungkapan tersebut mengacu pada kemampuan burung Garuda yang kencang dalam mengudara sehingga dianggap sering menghilang tanpa diketahui perginya. Apapun itu, Garuda memang sebuah mitologi yang banyak hal tidak bisa dipercayai kebenarannya. Bahkan, burung ini disebut sebagai burung peng emas dimana ia memiliki kemampuan untuk mengeringkan laut dengan kibasan sayapnya untuk memangsa naga-naga yang bersembunyi.

Bagi Indonesia sendiri Garuda mutlak telah dijadikan sebagai lambang Negara ini. Pengajuan Garuda sebagai lambang Negara dirancang oleh Sultan Hamid II. Sebelumnya, Garuda yang dirancang Sultan Hamid II terlihat sangat bersifat mitologis karena Garuda yang dirancang memiliki tangan dan bahu manusia dengan memegang perisai yang sangat mirip dengan Garuda dalam mitologi. Hingga akhirnya disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang termasuk masukan dari partai demokrat. Garuda yang dipadukan dengan Rajawali-pun hingga kini menjelma menjadi ciri daripada Negeri Indonesia.

Garuda yang dirancang oleh Sultan Hamid II-pun diresmikan sebagai lambang Negara Indonesia pada tanggal 11 Februari 1950 dalam Sidang Kabinet RIS. Sedangkan oleh Presiden Soekarno, Garuda sebagai lambang Negara dipamerkan pertama kali kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta di 15 Februari 1950. Soekarno sendiri masih kurang puas dengan karya Sultan Hamid II yang akhirnya beliau menginginkan ada jambul di bagian kepala serta menambah skala ukuran dan tata warna lambang Negara yang dianggap mirip dengan lambang Amerika Serikat. Seorang pelukis istana bernama Dullah diperintahkan langsung oleh Soekarno untuk menambahkan jambul pada kepala Garuda Pancasila serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkeram pita yang sebelumnya ada di belakang menjadi di depan pita.

Yang terahir sebagai penutup, saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang Blogger Keren yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.