Rhodoy R. Ediyansyah

Senin, 07 Maret 2016

Urgensi dan Solusi Masalah Kantong Plastik

Selamat datang kembali pembaca setia blog sederhana ini, semoga kita selalu dalam keadaan sehat serta diberi kemurahan rejeki. Topik pembahasan kita kali ini sebenarnya masih ada kaitan dengan permasalahan sampah yang sudah kita bahas sebelumnya, yaitu permasalahan kantong plastik. Seperti kita ketahui bersama ahir-ahir ini masalah kantong plastik menjadi pembicaraan hangat mulai dari pemberitaan media cetak maupun elektronik. Termasuk juga para pengguna media sosial tidak mau ketinggalan untuk memberikan opini tentang permasalahan kantong plastik ini.

Sampah Kantong Plastik
Sampah Kantong Plastik

Sebelum kita membahas permasalahan kantong plastik ini lebih jauh, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu pengertian kantong plasti. Dalam mendefinisikan sesuatu saya selalu mengambil referensi yang terpercaya yaitu Wikipedia. Pengertian kantong plastik ini sendiri menurut Wikipedia adalah kantong pembungkus yang dibuat dari plastik (poliolefin atau polivinil klorida) dan digunakan untuk memuat dan membawa barang konsumsi. Artinya kantong plastik ini sangat identik sekali dengan sebuah alat untuk mempermudah kita ketika membawa barang yang sifatnya hanya sementara.

Setelah kita mengetahui pengertian dari kantong plastik, tidak salah juga jika kita sekalian melihat sejarah kantong plastik secara singkat. Karena saya bukan ahli dibidang ini, maka saya mengambil sejarah kantong plastik dari berbagai sumber terpercaya yang kemudian saya rangkum secara singkat.

Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Pada tahun 1933, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory menemukan polyethylene. Saat ini polyethylene digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan.

Spertinya tidak perlu panjang lebar kita membicarakan sejarah plastik, sekarang kita kembali lagi ke masalah kantong plastik. Penggunaan kantong plastik seperti yang saya katakana diawal hanya bersifat sementara. Saya juga tidak mengetahuinya secara jelas berapa lama rata-rata pemakaian kantong plastik. Tapi saya membaca sebuah artikel di dw.com mengatakan bahwa rata-rata pemakaian kantong plastik hanya 25 menit saja. Waktu yang sangat singkat jika dibandingkan dengan masalah yang terjadi dalam kurun waktu 500 sampai 1000 tahun selama menunggu plastik tersebut benar-benar hancur dan terurai di alam.

Sudah lebih dari 10 tahun, para peneliti mencari informasi terkait dengan pencemaran lautan yang menyebabkan banyaknya hewan laut yang mati. Ternyata rata-rata ditemukan 31 partikel plastik di lambung bangkai hewan yang mati dan terdampar di pesisir pantai. Belum lagi jika kita menghitung binatang laut yang mati tapi tidak terdampar dipesisir pantai, mungkin saja data melebihi dari itu. Dari data tersebut para peneliti memperkirakan pada setiap kilometer persegi permukaan air ada sekitar 18.000 partikel plastik. Selain itu juga pemerhati lingkungan menyebutkan bahwa kantong plastik juga menjadi penyebab kematian 100.000 ekor penyu setiap tahun. Seperti yang kita ketahui penyu adalah salah satu satwa langka yang harus dilindungi. Menurut saya data ini cukup menghawatirkan, mengingat semakin hari kehidupan semakin modern. Dan penggunaan plastik sangat memungkinkan akan bertambah banyak.

Menanggapi masalah yang serius ini berbagai kalangan masyarakat termasuk pemerintah juga mulai mencari solusi untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Seperti gerakan diet kantong plasti yang yang dibentuk oleh aliansi dari beberapa komunitas dan organisasi yang memiliki kepedulian terhadap pengurangan penggunaan kantong plastik. Gerakan ini muncul pasca petisi online pay for plastic di Change.org yang digagas oleh Tiza Mafira.

Pemerintah juga sepertinya tidak mau ketinggalan, presiden Joko Widodo (yang pernah “minta” foto bareng sama saya itu loh, intermezzo. He hee) pada pada tanggal 21 Februari 2016 menetapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Jadi setiap konsumen yang berbelanja ingin menggunakan kantong plastik tidak lagi gratis, tapi dikenakan biaya Rp. 200,- per kantong plastik. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik.

Diahir tulisan ini tidak banyak yang bisa saya simpulkan. Yang jelas menurut saya gerakan masyarakat dan kebijakan pemerintah tersebut harus kita dukung sepenuhnya mengingat hal ini bukan masalah sederhana. Paling tidak kita mulai dari diri kita sendiri yaitu dengan mengurangi penggunaan kantong plastik. Kantong plastik juga sebenarnya bisa pakai lebih dari satu kali untuk penggunaan barang yang kering. Itu juga merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik.

Yang terahir saya minta kritik dan saran yang sifatnya membangun tulisan saya kedepannya. Jika anda seorang blogger yang belum berteman dengan rhodoy.com silahkan follow disini-> http://goo.gl/nZmkXk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat boss sebelum berkomentar, baca ini dulu
1. Komentar yang relevan dengan tulisan
2. Dilarang live link, komentar yang terdapat link aktif report SPAM, link non aktif tidak akan dikunjungi balik.
3. Dilarang promosi dalam bentuk apapun
4. Dilarang berkomentar SARA, Po*n, J*di, dll
5. Apabila melanggar dihapus dan dilaporkan sebagai SPAM ke Google
6. Tidak perlu nulis link di komentar, yang sudah komentar akan saya kunjungi balik lewat profi google anda.
7. Komentar yang hanya seadanya seperti "Mantab Gan", "Nice Info", dll tidak akan dikunjungi balik.